Surban KH. Ihsan dan Ancaman Banjir Loram

Pada tahun 1990an, terjadi banjir besar yang melanda kota Kudus, khususnya kecamatan Jati. Kala itu, KH. Ihsan yang pernah menjadi petinggi Loram Kulon, tidak tinggal diam. Pada malam hari itu juga, beliau pergi ke randu Ngengsel, yang terletak di selatan balai desa Loram Kulon. Beliau melihat banjir sudah sampai perumahan Tanjung Karang. Dengan mengangkat surban dan memutarnya beberapa kali, banjir kemudian berhenti di Tanjung Karang dan tidak sempat melanda dan merusak desa Loram Kulon. Hal serupa juga terjadi di desa Tanjung Karang sebelah Utara di mana masyarakat sekitar mengatakan bahwa banjir berhenti berkat kuda ghaib milik Ki Nanggulboyo yang dimakamkan di daerah tersebut.
Mengetahui ada orang yang mengikutinya, maka beliau sudah menduga bahwa yang menyuruh orang tersebut adalah anak dari KH. Mukhtar. Orang yang mengikuti beliau adalah Bp. Busro bin KH. Mukhtar. KH. Ihsan dan KH. Mukhtar merupakan dua "soko jagad" Loram Kulon dengan ilmu makrifat yang dimiliki keduanya. Keduanya juga masih kerabat dekat. KH. Ihsan merupakan anak pertama dari pasangan Nyai Hj. Rukiyah dan KH. Abdul Ghoni. Sedangkan KH. Mukhtar merupakan anak pertama dari pasangan Nyai Sarni dan Kiai Sastro Sukarmin. Nyai Hj Rukiyah merupakan anak pertama dari pasangan Kiai Rono Sapidin dan Nyai Sapijah, sedangkan Nyai Sarni merupakan putri ketiga dan terakhir dari pasangan tersebut. Sehinga Nyai Hj. Rukiyan dan Nyai Sarni merupakan kakak beradik. Dengan demikian, KH. Ihsan dan KH. Mukhtar merupakan sepupu dari jalur Kiai Rono Sapidin dan Nyai Sapijah.
Apa resep dan tirakat KH. Ihsan sehingga bisa menghalau banjir dan menghentikannya? Simak dan tunggu kelanjutannya dalam blog Ihsanicus.

Post a Comment

0 Comments