Menurut beberapa penuturan
masyarakat pada 2014, banjir banjir mampir memang sudah terjadi di Loram,
terutama di sekitar Kaligondang. Namun pada 2014, banjir meluas dan menggenangi
hampir seluruh Jl. Masjid at-Taqwa ke timur hingga depan Musholla dan Pondok
Pesantren Ihya’ussunnah Assaniyyah. Beberapa hari listrik padam sehingga
aktivitas sektor ekonomi, pendidikan dan keagamaan sempat mengalami kendala.
Banjir Sebelum Gestapu PKI
Lingkungan sekitar Kaligondang
merupakan daerah langganan banjir ringan atau banjir mampir di Loram Kulon. Banjir
ini, menurut penuturan Bapak Ahmadi “Guru” (80an) sudah terjadi sejak dulu
kala. Pensiunan guru, ketua GP Anshor Kecamatan Jati pertama kali dan juga
aktivis sosial itu mengatakan bahwa ketika kecil, sekitar akhir tahun 1940an, beliau
sering mengaji al-Qur’an dengan Kiai Munawir dan kiai lainnya di Masjid at-Taqwa
melalui jembatan sungai timur pabrik jenang Barokah milik Kaji Bejo. Ketika pulang,
kadang beliau dijemput oleh ayahnya. Beliau menuturkan kepada reporter Ihsanicus bahwa ketika hujan agak besar
dan lebat, jembatan yang dilewatinya sering terkena banjir.
Lalu apa penyebab banjir yang ada
di Kudus? Menurut Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Serang Lusi Juwana (PSDA
Seluna), ada tiga faktor utama penyebab banjir di Kudus yaitu peningkatan
debit, kondisi geografis lahan serta kekuatan sarana dan prasarana pengairan
yang ada. Selain itu sejumlah perilaku publik ditengarai juga mempengaruhi
potensi terjadinya banjir. Namun penelusuran tim Ihsanicus menemukan bahwa ada
faktor lain yang menyebabkan banjir di Loram.
Daerah sekitar Kaligondang, mulai
dari desa Getas Pejaten, Loram hingga Jetis
Kapuan dipenuhi dengan kebon bambu dan pepohonan besar seperti gayam,
mangga, jambu air, jambu biji, puteri anjing, aren, kemundu, kelapa dan
lainnya. Pepohonan tersebut, utamanya bambu, banyak menyisakan daun-daun yang
jatuh dan mengering hingga akhirnya mengalir ke sungai dan menjadi tanah. Begitu
juga dengan sedimen tanah yang berasal dari daerah yang lebih tinggi yang
kemudian menggenangi dasar sungai. Namun ini hanya sebatas asumsi, perlu
penelitian lapangan yang lebih mendalam.
Penyebab Banjir Loram
Penyebab lain adalah kiriman
sampah dari berbagai daerah kisaran sungai sebelum Loram. Ditambah dengan
beberapa perilaku masyarakat yang kadang membuang sampah di sungai,
memanfaatkan pinggir sungai untuk tempat sampah atau masyarakat luas yang tidak
membuat daerah resapan air. Banyaknya tanah yang sudah dibeton, disemen,
dipaving dan lainnya menyebabkan air tidak bisa meresap ke dalam pori-pori
tanah. Banyaknya tanaman besar seperti gayam, randu, salam, kemundu, asem,
nangka dan lainnya yang ditebang tanpa ganti juga menyebabkan hilangnya
kantong-kantong penyimpanan air. Di samping itu, beberapa pohon seperti salam,
kemundu, asem, putri anjing dan lainnya juga hampir jarang ditemukan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan
kajian kolektif bersama masyarakat, pemerintah, pemerhati lingkungan, para ahli
lingkungan, tokoh agama dan masyarakat serta berbagai pihak untuk mengkaji
solusi bersama guna mengurangi, bahkan menghindari dampak banjir.
0 Comments