Golok-Golok Menthok, Nanya dan Muludan 12 Hari di Kudus




Golok-golok menthok identik dengan tradisi Maulidan atau perayaan menyambut maulid Nabi Muhammad di Kabupaten Kudus. Tradisi yang memuat kearifan lokal tersebut patut dilestarikan.
Golok-golok menthok sendiri, identik dengan nanya atau rantang yang terbuat dari anyaman bambu tipis, yang dicat warna merah dan hijau. Kemudian diisi dengan aneka jajan pasar, atau yang lebih spesifik diisi dengan nasi beras ketan kuning yang di atasnya diberi serundeng, kelapa warna-warni atau abon.


Walaupun di lagunya mbancak i bocah wedok (doakan anak perempuan), namun pada kenyataannya semua anak baik laki-laki maupun perempuan bersama-sama berjalan menuju Masjid, Mushola, maupun tempat ngaji, dengan membawa nanya atau rantang bambu tersebut.


Seperti yang telah isknews.com saksikan pada malam 12 Rabiul Awwal 1440H, Senin (19/11/2018) di Masjid Jami’ Baitul Adhim dukuh Ngaringan Desa Klumpit Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus. Para pengunjung di Masjid tersebut yang kebanyakan anak-anak semuanya membawa nanya atau rantang.


Golok-golok menthok, bancaane bocah wedhok, cah lanang ra enthuk njanthok, nek njanthok udele kethok (Golok-golok menthok, selamatannya anak perempuan, anak laki-laki tidak boleh minta, kalau minta pusarnya kelihatan). Deretan kalimat itu merupakan bunyi lagu dolanan yang biasa dilakukan anak-anak Kudus sambil membawa golok-golok menthok untuk menuju ke Masjid, Mushola ataupun tempat ngaji.


Setibanya di Masjid, mereka numpuk jaddah atau menyerahkan 1 nanya untuk dikumpulkan, kemudian setelah terkumpul, didoakan oleh kyai setempat, kemudian dibagi acak ke pengunjung lagi. Jadi kesempatan mendapat nanya dari pengunjung lain sangat besar.


Sumber: ISK
Hal ini bisa menyebabkan ada beberapa anak yang gembira karena mendapat nanya yang isinya lebih enak dari yang dibawa, tapi ada juga yang sedih karena mendapat nanya yang isinya kurang enak dari nanya yang dibawanya semula. Namun hal itu diterima dengan suka rela, riang gembira untuk dinikmati bersama-sama.


Sambil menikmati makanan yang ada di dalam nanya tersebut diisi dengan nasehat yang berkaitan dengan lahirnya Nabi Besar Muhammad SAW, oleh KH. Abdul Rozaq dari Jepara dan Habib Husain Aljufri dari Kudus. Sebelumnya, selama 12 hari telah dikumandangkan sholawatan di Masjid oleh para bapak dan laki-laki di desa tersebut.

Post a Comment

0 Comments