Trah Desa Loram Wajib Mejalankan Tradisi "Manten Mubeng" Gapura Masjid Wali


Di Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus terdapat tradisi pernikahan yang unik dan menarik. Ya, kebudayaan itu akrab disebut manten mubeng gapuro atau jika dibahasa Indonesiakan yakni "pengantin mengitari gapura" yang ada di Masjid Wali setempat.

Tak hanya warga Loram Kulon saja, melainkan juga Loram Wetan yang masih ikut melestarikan tradisi seperti itu. Hal itu seperti yang dijalani oleh pasangan pengantin Elisa Miftahul Jannah warga asli Loram Wetan dan Faiz dari Jepang Pakis, Selasa (24/10) siang.

Meski keduanya berbeda desa, namun tradisi itu harus dijalankan. Karena salah satunya merupakan trah desa Loram. Saat tiba di lokasi, kedua mempelai dipersilakan masuk melalui pintu Gapura Padureksan Masjid Wali bagian selatan. 

Lalu mengisi infaq dan mengisi buku tamu. Kemudian keluar lewat gapura sebelah utara. Dan setelah keluar dari gapura sebelah utara, kemudian mempelai tersebut dipersilakan menghadap ke bagian barat dan membaca tulisan Arab yang terdapat di pintu bagian tengah.

Salah satu tokoh masyarakat Afroh Aminuddin menjelaskan tradisi manten mubeng gapuro itu merupakan warisan Sultan Hadlirin, raja Kalinyamat yang saat itu menjadi menantu Sunan Kudus. "Tradisinya yakni dilakukan tepatnya di gapura Masjid At-Taqwa atau lebih dikenal sebagai Masjid Wali Loram Kulon ini,"paparnya.

Afroh menyebut, makna tradisi itu ada beberapa pesan positif  yang bisa disampaikan kepada masyarakat umum. "Mendekatkan kepada tempat ibadah. Artinya, masjid ialah simbol ibadah. Mendekatkan pengantin di masjid itu tidak hanya dalam artian fisik saja, melainkan juga bisa bermakna membangun rumah tangga yang diberkahi oleh Allah,"paparnya.

Afroh melanjutkan, nilai yang kedua yakni berinfaq. Makna di balik berinfaq adalah pengantin harus memiliki semangat kepedulian dan berbagi terhadap hal yang baik. "Ketiga yaitu penanda sosial. Yang artinya, manten mubeng gapuro merupakan sejak saat itu di lingkungan pihak keluarga ada penambahan keluarga. Sehingga pengantin itu bisa mendapat restu serta diterima oleh masyarakat setempat"ujarnya.

Sebagai informasi, tradisi manten mubeng gapuro ini merupakan sebuah budaya warisan Sultan Hadlirin yang dipertahankan dan dilaksanakan secara turun temurun oleh masyarakat Desa Loram Kulon.

Post a Comment

0 Comments