Istiqamah Kyai Wali Muhammadun (2)







Istilah Kyai Wali, bukan karangan saya sendiri. Bukan pula karena Abah saya, kakak tertua saya adalah murid Mbah Madun. Bahkan Abah terhitung santri yang diperintah gurunya Mbah Madun yakni Simbah Kyai Yasin Kauman Jekulo Kudus, untuk mendampingi menjadi santri pertama Mbah Madun saat beliau pindah dari kudus ke kota Pati.

Istilah Kyai Wali itu saya dapatkan dari cara guru saya menyebut Mbah Madun begitu. Kyai saya itu masih iparnya Mbah Madun, dan terhitung sekarang menjadi Kyai sepuh tersisa di komplek Pesantren Kuno Kauman Jekulo Kudus. Semoga Allah memberi Mbah Yai Sanusi bin Yasin kesehatan dan keafiyahan, wa matta'analloh bithuli hayatihi, amin.
Dan istilah Wali tersebut jika terminologinya La Khaufun ‘Alaihim Walahum Yahzanun, itu sudah pas disematkan dalam diri Mbah Madun. Beliau itu Macan sebenar-benarnya Macan. Di dalam keilmuan, beliau Macan (singa) sekali. Simaklah rekaman - rekaman pengajian Fikih serta Kajian Tafsir yang sudah dapat di download di Internet, maka anda akan sepakat dengan saya.

Tentang sepak terjang Dakwah, beliau juga Macan. Siapapun yang beliau lihat keluar dari manhaj Ahlus Sunnah Wall Jama'ah, apakah itu Wahhabiyyah apakah itu Syi'ah maka tanpa tedeng aling-aling akan beliau lawan.
Saya sampai sekarang masih belum dapat melupakan kisah perlawanan beliau terhadap salah satu Habaib, pemimpin Syi'ah dari Bangsri Jepara. Karena ghirah aswajalah beliau pasang badan untuk ' menantang ' Sayyid bersangkutan. Sayyid Syi'ah itu Allamah dalam keilmuan. Salah satu jebolan terbaik YAPI Bangil. Mbah Madun tidak surut untuk mengajaknya kembali kejalan Datuk-Datuknya.

“Kalau Tuan Doro, tidak kembali ke jalan Ahlussunnah, maka saya Muhammadun akan menjadi lawan Doro Habib dunia Akhirat. Saya akan hadapkan perkara kita berdua ini nanti di akhirat dihadapan Kanjeng Nabi SAW..."' Begitu kurang lebihnya diantara tantangan-tantangan Mbah Madun.
Syukurnya, Sang Habaib di usia senjanya mendapatkan anugerah, dapat kembali ke jalan datuk-datuknya, kembali menjadi seorang Sunny sejati. Doro Habib kumpulkan anak-anaknya beberapa hari sebelum Wafat, beliau berkata kepada mereka:

“Ayuk, sekarang kita kembali ke jalan Njid-Njid kita terdahulu. Sudah lama kita tersesat dari jalan lurus mereka. “
Mbah Madun, keramatnya banyak. Sudah dibukukan malah biografi pendeknya. Tetapi keramat terbesar beliau adalah Istiqomah. Dalam banyak hal kehidupan, rahasia-rahasia Istiqamah Mbah Madun kuat terpancar. Kapan-kapan pingin menshering nya di sini.
Untuk sekarang, cukup ini dulu. Sebab nulisnya sambil otw ke tempat Haul beliau.
(bersambung)

Post a Comment

0 Comments