Berkah dari Pasarean, Warga Loram dan Gulang Rukun

Siapa sangka hanya sebuah makam bisa mempersatukan antara desa Loram Wetan, Kecamatan Jati dan Desa Gulang, Kecamatan Mejobo. Sebab makam yang berada di Desa Gulang RT 3 RW 6, Kecamatan Mejobo ini sebagai simbol penengah permasalahan ke dua belah pihak yang dahulunya kerap bermusuhan.
Juru Kunci Makam Ki Gede Loram (Ronggo Warsito) sekaligus ketua RT 3 RW 6 Gulang, Mejobo Masudi mengutarakan, pada zaman Kasunanan daerah Gulang dengan Loram sering bentrok. Hanya saja antara warga dan tokoh masyarakat ke dua desa tersebut, sampai saat ini belum mengetahui penyebab terjadinya bentrok tersebut.
”Kemudian, datanglah tokoh agama yang merupakan seorang murid dari Sunan Kudus bernama Sayyid Jafar Assegaf. Beliau ditugaskan untuk mengajarkan ilmu agama di desa ini,” paparnya.
 Dari informasi yang dihimpun MuriaNewsCom, Desa Gulang ini juga berasal dari kata piwulang atau mengulang. Apabila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia ialah mengajar ilmu. Karena Sayyid Jafar Assegaf merupakan seorang guru dari wilayah tersebut, lantas wilayah ini dinamakan Gulang.
”Nah setelah adanya Sayyid Assegaf atau Ki Gulang tersebut, beliau langsung menemui Ki Gede Loram (Ronggo Warsito) untuk membicarakan kedamaian antara warga Gulang dan Loram. Supaya kedepannya desa yang saling berdampingan ini bisa hidup rukun,” ujarnya.
Diketahui, kerukunan yang tercapai antar warga Gulang dan Loram ini lantaran zaman dahulu tokoh agama masing-masing, yaitu antara Sayyid Jafar Assegaf (Ki Gulang) dan Ki Gede Loram (Ronggo Warsito) rela saling bertukar tempat untuk dimakamkan.
”Untuk merekatkan ke dua desa ini, kedua tokoh agama tersebut rela jika wafat disemayamkan di luar desa. Yakni Sayyid Jafar Assegaf (Ki Gulang ) disemayamkan di wilayah Loram, sedangkan Ki Gede Loram (Ronggo Warsito) dimakamkan di Desa gulang,” tuturnya.
Pertukaran tempat persemayaman tersebut diharapkan dapat membuat warga Loram dan Gulang semakin akrab. Sebab disaat warga Desa Gulang berkeinginan untuk berziarah ke makam Sayyid Jafar Assegaf (Ki Gulang), maka mereka datang ke Loram. Sedangkan jika warga Loram berkeinginan ziarah ke makam Ki Gede Loram (Ronggo Warsito) maka mereka juga mendatanginya di Desa Gulang ini.
”Dengan pertukaran tempat persemayaman inilah yang membuat warga Desa Gulang dan Loram berdamai sampai saat ini. Sehingga tak jarang warga Gulang mempersunting warga Loram. (EDY SUTRIYONO/TITIS W). Sumber: Muria News
Dari pantauan tim Ihsanicus, makam Ki Gede Loram terlihat terawat dengan baik. Keadaan sebaliknya terjadi pada makam Ki Gulang, yang berada di area persawahan selatan Gentong Loram. Makam Ki Gulang tidak terawat, bahkan beberapa makam yang ada di sekitar pasarean beliau ikut hilang dengan dikeruknya tanah yang ada di sekitarnya untuk dijadikan sawah. Namun begitu, makam Ki Gulang tetap diziarahi dan didatangi, khususnya pada bulan Suro untuk ngalap berkah dari beliau.

Post a Comment

0 Comments