Natas Angin merupakan salah satu puncak dari Gunung Muria, tepatnya berada di Desa Rahtawu, Kec Gebog, Kab Kudus Jawa Tengah. Puncak Natas Angin memiliki ketinggian 1700 mdpl, Natas Angin ini merupukan salah satu puncak tertinggi di gunung muria.
Untuk menuju puncak natas angin kami melalui jalur pendakian di desa rahtawu, kudus. Sebelum melakukan pendakian, terlebih dahulu kami menuju ke area parkir pendakian puncak natas. Area parkir ini berada di petilasan abiyasa, sekitar 15 menit dari tugu selamat datang rahtawu. Untuk menemukan area parkir ini sangat mudah, cukup lurus saja mengikuti jalan sampai ditemukan plang yang bertuliskan petilasan abiyasa. Sebelum kami sampai di puncak natas angin, terlebih dahulu kami akan melewati puncak abiyasa.
Dari parkir menuju puncak abiyasa jalurnya cukup melelahkan karena tracknya berupa tanah bebatuan dan menanjak, namun pemandangan yang ditawarkanpun sangat indah sebanding dengan track yang kami lalui. Apalagi saat kami mendaki pada malam hari, terlihat keindahan lampu-lampu kota yang bikin penat dan capek hilang. Dalam pendakian menuju puncak abiyasa akan melewati beberapa sumber air, sehingga bagi teman-teman yang mau muncak ke natas angin ini tak perlu khawatir lagi akan kekurangan air minum. Jalur di gunung muria ini berbentuk zigzag menanjak. Waktu yang ditempuh utuk sampai ke puncak abiyasa sekitar 3 jam. Saat kami sampai dipuncak abiyasa, kami menemukan bangunan besar makam-makam sesepuh dan petilasan abiyasa. Dipuncak abiyasa ini terdapat penginapan, jadi untuk kalian yang tidak ingin bersusah payah membawa tenda bisa menginap di penginapan yang telah disediakan.
Dari puncak abiyasa menuju puncak natas angin ini cukup dekat, kami hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Untuk mencapainya, pertama kami akan melewati jalur setapak menurun kemudian jalur menanjak. Saat melewati jalur naga puncak natas angin, jalur ini menanjak hingga kemiringan kira-kira 70-75 drajat dengan lebar jalur skitar 1,5 meter yang sebelahnya jurang semua. Bila menaiki jalur naga saat hujan, jalur menjadi sangat licin dan harus berhati-hati dan akan lebih baik jika mendaki membawa tongkat. Melalui jalur inilah adrenalin kami diuji, namun semua terbayar sudah saat kami sampai di puncak natas angin dengan segala keistimewaannya.
Diambil dari sini.
0 Comments