Di Kudus ada berbagai warna kebudayaan yang bermacam-macam, dari satu desa ke desa dan dari daerah lain dengan daerah lain. Saking banyaknya kebudayaan tersebut, banyak yang belum dikenal atau didengar oleh masyarakat sekitar. Sebagian dari kebudayaan di Kudus adalah sebagai berikut:
Dandangan
Dilaksanakan setiap menjelang bulan puasa, berlangsung semacam ”pasar malam” sekitar dua minggu, sambil menunggu kepastian awal Puasa. Hampir semua pedagang kaki lima (PKL) dengan segala macam dagangan berkumpul pada momen itu. Bahkan lengkap dengan hiburan rakyat yang murah meriah bernuansa tradisional. Lokasi Dandangan ditetapkan berlangsung di sekitar Masjid Menara hingga pohon beringin, Jl. Menara Kudus, dan Jl. Madurekso praktis di tutup untuk kegiatan tersebut. Sedangkan Jl. Sunan Kudus sampai Alun – alun biasanya juga menjadi padat sekali, apalagi dengan kedatangan wisatawan, maka area parkir bus menggunakan Jl. Kyai Telingsing maupun jalan – jalan disekitarnya.
Buka Luwur
Diadakan setiap tahun, bertepatan dengan tanggal 10 Muharram ( Assyura ). Buka Luwur adalah upacara tradisional penggantian kain kelambu yang dijadikan penutup makam Sunan Kudus. Upacara ini cukup meriah kendati tidak semeriah Dandangan. Upacara ini ditekankan pada Makam Sunan Kudus dan penggantian kain kelambu penutup makam. Biasanya dalam upacara ini dilengkapi dengan selamatan dan pembacaan tahlil serta do’a. Upacara ini biasanya melibatkan para tokoh – tokoh agama, para sesepuh dan masyarakat sekitar Masjid Menara ini.
Tradisi Muludan di Berbagai Daerah
Diadakan tiap – tiap bulan Maulud yang intinya memperingati hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW, peringatan ini memang menjadi salah satu kegiatan Islam seluruh dunia, tetapi untuk masyarakat Kudus juga menjadi tradisi. Misalnya ada Ampyang Maulid di Loram Kulon Jati Kudus.
Bulusan
Yaitu tradisi yang diadakan tiap tahun, tepatnya tujuh hari setelah hari raya Idul Fitri. Tradisi ini hampir sama dengan budaya jawa tengah yaitu Kupatan, tempat diadakanya tradisi bulusan adalah desa bulusan yang konon menurut cerita dahulu ada seorang yang dikutuk menjadi seekor bulus (kura-kura). Untuk meramaikan tradisi ini biasanya diadakan pasar malam atau bazar.
Selain kebudayaan berupa ritual, Kudus juga memiliki sebuah tarian yang menggambarkan tentang kehidupan masyarakat Kudus pada umumnya. Yaitu tari Kretek (Mbathil). Tari Kretek menjadi ikon baru di Kudus karena kini banyak acara atau ivent sering menampilkan Tari kretek.Seperti acara pameran yang berlangsung di alun-alun Simpang tujuh Kudus Kita patut bangga karena Kudus terus menampilkan keunikan budayanya.tari yang menggmbarkan proses produksi ruku' kretek ini sangatlah unik. Beberapa waktu yang lalu Tari kretek berhasil meraih juara ke tiga tingkat Jawa Tengah, tentunya hal ini akan membuat Tari kretek lebih dikenal luas oleh masyarakat.Tari kretek ini akan membuat Kudus di kenal lebih oleh kota-kota lain akan budayanya.
Sumber dari sini.
0 Comments