Serbuan Peluru Agresi Militer Belanda di Stasiun Kudus

Stasiun Kereta Api (KA) di Kudus, Jawa Tengah atau yang dikenal dengan Stasiun Wergu pernah jadi saksi bisu serbuan peluru pesawat milik Belanda. Namun, kini bangunan itu terlihat kusam dan tak terurus. Seperti apa ceritanya?

Bangunan Stasiun Wergu terletak di Jalan Kyai Agus Salim, Wergu Wetan, Kecamatan Kota. Bangunan Stasiun KA yang didirikan pada 15 Maret 1884 itu kini sudah tidak beroperasi lagi.



Pantauan di lokasi, Jumat (22/1), di sekeliling bangunan Stasiun KA tampak dikelilingi pagar seng. Saat masuk ke dalam stasiun terlihat ada sejumlah kendaraan roda empat yang berjajar di sana.


Kondisi bangunan itu tak terawat, besi yang ada di Stasiun Wergu pun nampak berkarat. Ada dua bangunan sisi selatan dan utara terlihat tertutup. Ada banyak coretan di bangunan yang dibuat oleh Belanda itu.


Di tengah stasiun masih ada tulisan Kudus, itu pun sudah terlihat lusuh. Untuk atap Stasiun Wergu tampak terlihat bekas berondong peluru pesawat belanda saat Agresi Militer Belanda pertama tahun 1947.


Sejarawan Kudus Edy Supratno menyebut Stasiun Wergu ini menyimpan banyak cerita sejarah. Salah satunya adalah terkait dengan bekas peluru yang ada di bangunan Stasiun Wergu.


Edy menceritakan bahwa pada saat Belanda melakukan Agresi Militer pertama pada 21 Juli 1947. Pada saat itu wilayah Kudus menjadi sasaran perang oleh Belanda. Pada saat itu pesawat Belanda terbang di langit Kudus dan menembaki atap Stasiun yang didirikan oleh Semarang-Joana-Stootram-Maatschappij (SJS).


"Ketika itu Belanda melakukan Agresi Militer pada 21 Juli 1947 setelah mereka tidak lagi mengakui Perjanjian Linggarjati. Nah Kudus ini menjadi bagian yang diberondong pesawat perang Belanda," kata Edy saat dihubungi detikcom, Jumat (22/1/2021).


Edy mengatakan saat itu Belanda memang melakukan serangan udara. Tempat yang dituju adalah lokasi vital atau pusat keramaian, seperti stasiun pabrik, dan pusat pemerintahan. Tujuannya untuk melumpuhkan kegiatan masyarakat.


"Belanda melakukan serangan udara terhadap tempat vital, seperti stasiun, pabrik, dan pusat pemerintahan. Dengan maksud mereka ingin melumpuhkan kegiatan masyarakat," papar Edy.



Berdasarkan catatan, kata Edy, tak ada korban jiwa dalam serangan itu. Namun, ada sejumlah orang yang terluka.


"Setahu saya tidak ada korban meninggal, yang ada korban luka-luka yang segera ditolong ke rumah sakit," sambung dia.


Hingga kini, kata dia, bekas tembakan peluru pesawat Belanda masih ada di Stasiun Wergu. Lubang peluru itu berada di atap Stasiun Wergu. Edy mengaku sempat menghitung jumlah lubang bekas peluru dan jumlahnya ada puluhan lubang.

"Setahu saya bekas lubang tembakan masih ada di atap stasiun. Pernah dihitung jumlah lubangnya puluhan," ujar dia.


Edy menambahkan Stasiun Wergu ini dibangun oleh SJS pada 15 Maret 1884. Stasiun ini dulunya memiliki peran penting di Kudus dan sekitarnya, salah satunya sebagai alat transportasi gula dari Kudus menuju Semarang. Mengingat dulu di Kudus banyak pabrik gula.


Selain itu, Stasiun Wergu juga menjadi alat transportasi warga setempat. Menurutnya Stasiun Wergu ini memiliki jurusan Kudus sampai Pati, Juwana, Tayu, hingga ke Jepara.


"Maka harapan saya stasiun Kudus bisa berfungsi kembali dan bisa diakses masyarakat, sebab stasiun ini menjadi sebuah tanda kemajuan peradaban manusia di bidang transportasi era kolonial," tuturnya.


Hal senada juga diungkapkan pemerhati sejarah lainnya, Sancaka Dwi Supani. Supani mengatakan stasiun itu menurutnya menjadi saksi sejarah awal transportasi pada tahun 1884. Supani pun berharap agar nantinya ke depan stasiun itu dibuat museum Stasiun KA.


"Ini adalah peninggalan sejarah yang perlu dilestarikan. Karena sejarah awal transportasi pada tahun 1884. Jurusan Juana-Semarang, sehingga perlu untuk dirawat. Saya harapkan biar generasi muda tahu dulu Kudus ada jalur kereta api. Harapannya dibuat museum seperti di Ambarawa," ucap Supani.


https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5345643/stasiun-ka-kudus-ini-jadi-saksi-bisu-serbuan-peluru-agresi-militer-belanda/2

Post a Comment

0 Comments