Jegong di Loram Untuk Mengatasi Sampah

Pada masa sebelum tahun 2000an, banyak warga Loram Kulon yang membuat tempat sampat bernama jegong atau disebut jugangan di Yogyakarta. Jegong ini adalah tanah yang dicangkuli dengan bentuk persegi atau persegi panjang, dengan kedalaman setengah hingga dua meter. Pada prakteknya, sampah organik dan anorganik dicampur, kemudian dibakar. Setelah beberapa waktu, sekitar setengah tahun atau lebih, jegong ini akan penuh dan permukaannya datar dengan tanah sekelilingmya. Pasalnya, ada beberapa sampah anorganik yang tidak habis terbakar, sampah organik yang menjadi tanah, atau tanah sekelilingnya longsor sedikit demi sedikit dan memenuhi jegong.

Oleh karena itu, masyarakat Loram tidak perlu membayar untuk angkut sampah. Kekurangannya, jegong ini butuh lahan yang agak besar, paling tidak 2x1 meter atau bahkan 2x2 meter. Di samping itu, asap yang berasal dari pembakaran sampah di jegong juga akan mengganggu tetangga sekitar. Jika ada sampah yang busuk, maka akan mengganggu udara di sekitarnya. Di daerah Yogyakarta, jegong ini juga disebut dengan jugangan.


Kalurahan Caturharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, telah lebih dulu menginisiasi sebuah program untuk menciptakan tempat penampungan sampah organik yang disebut "jugangan," dengan tujuan agar tidak lagi tergantung pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) regional Piyungan.

Menurut Lurah Caturharjo, Wasdiyanto, gerakan membuat jugangan telah dimulai sejak tahun sebelumnya. Bahkan, pelaksanaannya telah dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Kalurahan (APBKal) untuk tahun 2022. Saat ini, jumlah jugangan yang sudah dibuat mencapai ribuan.

"Gerakan pembuatan 5.000 jugangan ini sudah berlangsung lama dan masih berjalan sampai sekarang. Bahkan, kami mendapat dukungan melalui APBKal dengan perencanaannya dimulai sejak tahun 2022," ungkap Wasdiyanto kepada detikJogja pada Sabtu (29/7/2023).

Dia menjelaskan bahwa gerakan ini awalnya adalah untuk mendukung program "Bantul Bersih Sampah 2025" atau yang dikenal juga sebagai "Bantul Bersama". Inisiatif ini tidak ada hubungannya dengan penutupan TPA Piyungan pada 23 Juli yang lalu.

"Ketika Bupati mengumumkan program Bantul Bersih Sampah 2025, kami segera mengambil langkah ini. Jugangan (lubang di tanah) digunakan untuk menampung sampah organik yang bisa terurai. Saat ini, sudah ada ribuan jugangan yang berfungsi dengan baik," tambahnya.

Wasdiyanto juga menjelaskan bahwa jugangan-jugangan tersebut melengkapi langkah pemilahan sampah di Caturharjo, mengingat wilayah Caturharjo yang mencakup 605 hektare dengan jumlah penduduk sekitar 12.600 jiwa, menghasilkan banyak sampah setiap harinya.

"Kami juga melaksanakan pelatihan pemilahan sampah di tingkat rumah tangga karena itu merupakan kunci keberhasilan. Kami juga gencar melakukan pemilahan di setiap RT (Rukun Tetangga) karena pemilahan sampah yang hanya dilakukan sekali dua kali tidak akan berhasil, tapi harus dilakukan secara berkelanjutan," jelasnya.

Kini, kader sampah sudah terbentuk di Caturharjo dan kalurahan ini dikatakan mampu mengelola sampah secara mandiri hingga tahap penanganan di tingkat Kalurahan.

"Dari sampah yang terkumpul, kami memisahkan sampah organik dan non-organik. Sampah organik atau yang dapat terurai dimasukkan ke dalam jugangan, sementara sampah non-organik kami pilah kembali," terangnya.

"Sampah non-organik yang masih bernilai jual kami jual untuk kesejahteraan warga. Sementara, sisa residu yang sedikit ditangani oleh BUMKal (Badan Usaha Milik Kalurahan) dengan menggunakan waste terminator atau pembakar sampah," tambah Wasdiyanto.

Karena alasan inilah, Wasdiyanto tidak menganggap TPA Piyungan yang saat ini belum dapat menerima sampah dari Bantul sebagai masalah. Ia juga berharap bahwa upaya yang dilakukan oleh Kalurahan Caturharjo dapat diikuti oleh Kalurahan lainnya.

"Tidak masalah jika TPA Piyungan tetap ditutup hingga September atau bahkan selamanya. Karena kami sedang menuju menjadi Kalurahan yang mandiri dalam penanganan sampah. Jadi, sampah akan ditangani sepenuhnya di Kalurahan karena tanggung jawab kami," pungkasnya.

Sumber: Detik

Post a Comment

0 Comments