Penemuan makam kuno di Dukuh Kiringan,
Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati oleh Surahmat warga Desa Loram kulon
pada 11 Agustus 2010, 1 Ramadan 1431 H hingga pada
13 April 2015 belum mendapat respon
positif pemkab Kudus.
Dalam cerita rakyat, kompleks makam kuno tersebut semula akan
dijadikan masjid oleh Sunan Kudus, akan tetapi, karena kemanungsan
(terlihat oleh manusia) maka niat membangun tersebut diurungkan.
Akan tetapi, upaya membangun masjid dipindah yang sekarang menjadi
Masjid Wali at-Taqwa Loram. Dalam catatan tim ahli Balai Arkeologi
Yogyakarta, makam tsb merupakan makam muslim kuno abad ke-16, sezaman
dengan Sunan Kudus.
Tumpukan batu-bata di makam kuno tersebut, menurut Balar Yogyakarta,
materialnya sama dengan Masjid Wali Loram. Sebagai pemerhati sejarah
dsri STAIN Kudus, Moh.Rosyid prihatin, mengapa Pemda Kudus tidak sedikit
pun bereaksi untuk nguri-uri makam kuno tersebut agar jaringan
islamisasi di Kudus dapat dipahami generasi kini dan mrndatang.
“Idealnya makam kuno di tengah sawah yang berdekatan dengan produksi
batu-bata di Loram itu mendapat perhatian Pemda Kudus. Harapannya
menjadi destinasi wisata religi sebagai alternatif baru bagi wisatawan,”
kata dia.
Hal yang berbeda, kata dia, pembangunan pintu masuk menuju kota kudus
dari arah barat sebagai citra Kudus kota kretek yang megah akan selesai
pembangunannya, meski pendanaan dari pihak kedua dan biaya perawatannya
dari Pemkab Kudus.
“Hal ini merupakan kesenjangan perhatian pemkab kudus sebagai kota yg memiliki ikon kota budaya, santri, dan keretek,” kata dia. Sumber:
Suara Merdeka
Sayangnya, dari pantuan Ihsanicus, batu bata yang juga ditemukan di
sekitar makam tersebut sudah tidak ada sekarang. Padahal batu bata itu
mempunyai nilai sejarah yang tinggi. Situs yang dianggap mempunyai nilai
sejarah tersebut bisa merekonstruksi sejarah Loram dengan lebih
lengkap. Bahkan tujuh tahun dari penemuan situs makam dan batu bata di
sekitarnya belum ada perkembangan hasil yang jelas (lihat tulisan
Penemuan 12 Makam Kuno Belum Ditindaklanjuti).
0 Comments