Penemuan 12 makam kuno di Dukuh Kiringan, Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah pada 2010 masih belum menemukan titik terang.
Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta yang ditunggu-tunggu untuk segera hadir di Kudus melakukan penelitian, terkendala jadwal kedinasan dan acara HUT RI ke 65. Termasuk untuk memastikan apakah makam-makam tersebut merupakan makam tokoh penting atau sekadar makam warga biasa.
”Kami belum bisa memberikan rekomendasi terkait penemuan makam di Kudus. Sebab, kami belum melakukan penelitian secara langsung,” kata Ketua Balar Yogyakarta Siswanto kemarin.
Meski demikian, Siswanto sudah mendapatkan sedikit gambaran berdasarkan informasi yang telah diterima. Data-data seperti bangunan makam yang terbuat dari bata kuno, terdapat kayu, dan membujur ke utara dan selatan menunjukkan bahwa itu adalah makam Islam kuno. ”Membujur ke selatan dan utara serta adanya unsur menghadap ke kiblat menunjukkan bahwa itu adalah makam Islam,” terangnya.
Selain itu, makam ini juga bisa dikaitkan dengan keberadaan Masjid Wali Desa Loram yang terletak tidak jauh dari lokasi penemuan. Kesimpulan sementara, lanjut Siswanto, area di sekitar makam tersebut pada jaman dahulu merupakan permukiman penduduk atau tidak jauh dari permukiman. Analisa ini juga dikuatkan dengan adanya jalan yang berada di sekitar makam.
”Kami akan segera melakukan penelitian langsung ke Kudus. Untuk mengetahui apakah itu makam yang memiliki nilai sejarah tinggi atau hanya sekadar makam biasa,” ujar Siswanto.
Untuk sementara waktu ini, pihaknya meminta kepada warga untuk ikut menjaga keberadaan makam tersebut agar tidak rusak sebelum dilakukan penelitian. Dari penelitian nanti, akan bisa diketahui usia makam dan riwayat yang berpengaruh di lingkungan masyarakat.
Kepala Desa Loram Kulon pada waktu itu, H. Sofyan mengungkapkan, dia dan warga sekitar mengaku tidak mengetahui asal usul atau sejarah makam itu. Dijelaskan, makam-makam kuno tersebut pertama kali ditemukan sejumlah pekerja yang menggali tanah untuk membuat batu bata pada Jumat, 13 Agustus 2010. Di awal penemuan, jumlah bangunan makam hanya tiga. Namun, setelah dilakukan penggalian lagi, jumlahnya terus bertambah hingga saat ini sebanyak 12 makam kuno. Bangunan makam memiliki ketinggian 1 meter dengan lebar 2 meter. Di sekitar makam juga ditemukan pecahan keramik seperti cangkir.
”Kami telah mengimbau kepada warga dan pemilik lahan untuk ikut menjaga keberadaan makam. Pekerja juga telah diminta menghentikan aktifitas penggalian,” tambahnya. (Sumber:
Okezone)
Sayangnya, dari pantuan Ihsanicus, batu bata yang juga ditemukan di sekitar makam tersebut sudah tidak ada sekarang. Padahal batu bata itu mempunyai nilai sejarah yang tinggi. Situs yang dianggap mempunyai nilai sejarah tersebut bisa merekonstruksi sejarah Loram dengan lebih lengkap. Bahkan tujuh tahun dari penemuan situs makam dan batu bata di sekitarnya belum ada perkembangan hasil yang jelas.
0 Comments