Tradisi Rebo Wekasan dan Seren dalam Kajian Ilmiah

Tradisi Rebo Wekasan banyak diperingati oleh masyarakat Kudus dengan berdoa. Dalam kajian akademis, dua mahasiswa Pascasarjana Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta berhasil mempertahankan penelitian tesisnya tentang budaya Islam Nusantara di hadapan penguji di Kampus Unusia Taman Amir Hamzah Jakarta Pusat.

Mahasiswa atas nama Siti Nur Jannah yang meneliti tentang Tradisi Rebo Wekasan di Pesantren MQHS Kamaliyah Babakan Ciwaringin Cirebon ini memaparkan hubungan antara agama dan budaya rebo wekasan dengan pendekatan “living hadis”.

Dalam penelitiannya ini, ia menemukan bahwa tradisi rebo wekasan adalah bagian dari internalisasi hadis Nabi. Selain itu, tradisi ini merupakan tradisi yang telah diturunkan secara turun-menurun yang masih dipertahankan hingga sekarang.

Dalam pelaksanaannya, ritual tradisi Rebo Wekasan ini dilakukan di hari Selasa malam Rabu terakhir di bulan Safar.  Salah satu temuan menarik dari penelitian tesis ini adalah tradisi penulisan azimat di Janur (daun kelapa yang masih muda) dengan menuliskan ayat-ayat al-Quran yang berisi tentang keselamatan (ayat salamah).

Penulisan ayat-ayat yang didahului kata “salam” seperti salamun qawlan min rabbirrahim, dan ayat-ayat lainnya. Selain itu, ritual rebo wekasan di Cirebon juga terdapat tradisi “ngapem” sebagaimana juga dilakukan di sejumlah daerah lain.

Tradisi-tradisi demikian dalam penelitian tesis ini menunjukkan bagaimana proses internalisasi hadis nabi ke dalam tradisi masyarakat. Pada titik ini, kearifan dan dakwah para wali yang kemudian dilanjutkan oleh para Kiai pesantren ini menunjukkan bagian dari strategi kebudayaan mereka dalam mendakwahkan ajaran Islam melalui substansi hadis.

Sementara mahasiswa atas nama Habibullah yang berasal dari Sukabumi ini meneliti tentang Tradisi Seren Taun di Masyarakat Girijaya Sukabumi. Dalam presentasinya di hadapan penguji, Arif Zamhari dan Ngatawi el Zastrow, Habibullah menjelaskan bahwa tradisi Seren Taun adalah tradisi yang dilakukan oleh Padepokan Girijaya desa Girijaya Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi.

Habibullah menggunakan pendekatan etnografi sebagai alat untuk membaca tradisi yang sudah berkembang cukup lama di daerah Girijaya Sukabumi.

Dengan pendekatan ini, Habibullah menemukan adanya proses adaptasi tradisi lokal masyarakat Girijaya yang dibungkus dengan ajaran Islam sebagaimana dalam upacara seren taun dimana masyarakat Girijaya melakukan tawasulan yang dilanjut dengan Maca Karomah Tuan Syekh Abdul Qadir Jailani (sebentuk manaqib Syekh Abdul Qadir Jailani).

Sebagaimana diketahui bahwa Pascasarjana Unusia Jakarta memiliki konsentrasi di bidang Islam Nusantara. Prodi ini diharapkan menjadi penggodokan akademik tentang kajian Islam Nusantara baik dari sisi tradisi, kebudayaan, naskah, tokoh, maupun sejarah Islam lokal di bumi Nusantara.

Melalui berbagai penelitian tersebut,dialektika Islam dan budaya lokal semakin menemukan buktinya dengan pola dan kompleksitas yang bervariasi.

Temuan-temuan ini penting untuk mengungkap strategi kebudayaan para agen Islam Nusantara dalam melakukan internalisasi ajaran Islam melalui tradisi lokal. Dua mahasiswa ini merupakan lulusan magister Pascasarjana Unusia Jakarta ke-63 dan ke-64.

Sumber: NU Online

Post a Comment

0 Comments