Banjir yang menerjang desa Loram,
baik melalui Kaligondang maupun sungai kecil di sekitarnya sangat sering
terjadi ketika hujan deras, seperti terjadi pada sabtu (25/2). Namun banjir
dari kali tersebut hanya berlangsung beberapa saat. Fenomena banjir yang tidak
bisa meluas ke beberapa wilayah di sekitar sungai ternyata disebabkan oleh
penjaga banjir. Penjaga banjir ini mencegah agar banjir tidak meluas ke
mana-mana. Menurut salah satu cerita, ada seseorang yang melihat ular yang
sangat besar yang menghalangi banjir tidak meluas ke daerah timur. Beliau adalah
H. Sajad, suami dari Hj. Masriatun binti Karni, mertua dari KH. Nasikun. Ular yang
dilihat beliau menghalangi banjir yang akan pergi ke arah timur.
Menurut cerita, ular serupa yang
dilihat H. Sajad juga muncul di lain waktu. Ular tersebut terlihat di timur
jembatan Kaligondang dan pertigaan jalan sebelah utara makam Sukun (Musholla
Annur Sukun) pada tahun 1980an. Ketika itu, sedang berlangsung pemilihan kepala
desa Loram Kulon kedua setelah KH. Ihsan (mbah Dongkol atau mbah Inggi). Kemunculan
ular pada waktu itu dianggap masyarakat sebagai penghalang serangan ghaib dari
luar agar desa Loram Kulon aman dari perbuatan orang yang tidak
bertanggungjawab. Peristiwa serupa juga tidak jarang ditemui di beberapa daerah
di Loram Kulon. Misalnya rumah KH. Ihsan yang berada di sebelah selatan
Musholla dan Pondok Pesantren Ihya’ussunnah Assaniyyah (omah lor yang
dulu juga sebagai paseban Loram Kulon). Rumah tersebut dijaga oleh
seekor macan ketika beliau masih hidup, dan beberapa menyaksikan juga setelah
beliau meninggal dunia.
0 Comments